YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 31 Maret 2013

Bahagia itu sederhana, tapi bisa serumit menyederhanakan 1+1 =2


Kita gak pernah tau kapan kita dikasih jatuh cinta atau jatuh karena cinta. Intinya cinta dan hati bisa menjadi petaka, karena ketika jatuh cinta ada patah hati (ini quotation @hurufkecil, love anything tweet of tomat !). Ketika di fase dimana kita haru melepas salah satu bagaimana cara kita bahagia, karena sesuatu yang tadinya membahagiakan membuat kita menjadi jauh dari ekspektasi awalnya. Ya, mungkin caranya adalah melepas kebahagiaan yang dulu, untuk menemukan kebahagian yang lebih worth untuk kita. Get more pay more, apalagi pembayarannya susah nih kalo udah masalah hati.
This post for my friends (agak absurd dijelaskan siapa mereka, karena adalah dua orang berbeda tapi sama-sama dengan ketidakbahagiaan meminta tolong kepada saya), mungkin setelah ini dia tahu bagaimana cara membuatnya lebih bahagia dengan cara apapun.
“Because everything we take, we have to pay these. Nothing is free, even this tag is 0$”

Lebih besar perasaan daripada penghasilan (cover pepatah)

Lebih besar pasak daripada tiang mungkin menggambarkan keadaan gue sekarang, tapi judul di atas sangat menggambarkan post di bawah ini.

Okke ini ditulis berdasarkan subjektif, jangan ada prasangka buruk, karena ini ditulis dalam keadaan tidak fit dan mengeluh di malam  minggu .
Gue lagi sibuk berat karena gue ikut event salah satu kegiatan olahraga. Karena ngincer pemasukan yang lebih di taraf kehidupan tak menentu akibat keadaan luar biasa dari biasanya, gue nekat ikutan dengan mengorbankan semua kegiatan (termasuk SKRIPSI!) dan pekerjaan samping lainnya yang biasanya menghasilkan. Berkaca dengan tahun lalu, semua berjalan diperkirakan akan sangat membantu saya, tapi semua hanyalah rencana, Allah yang menentukan…
Dengan keadaan sekitar ekonomi juga lagi ga bagus, kita saling membantu dong, Iyadong? Biasa aja sih ini sebenernya, tapi pengeluaran yang emang banyak ditambah dengan kerja rodi mengahabiskan waktu pribadi untuk ngurusin hal-hal kecil dan harus merelakan pengeluaran lebih untuk memberikan rejeki ke orang lain melakukan itu.  Jadi berasa, karena prinsip gue susah bareng, hura-hura juga harus bareng.
Dan tahu apa yang nambah parah? Motor gue juga ikutan ngambek. Si bety kalo lama dipinjem orang lain suka ngambek dan malah jadi penyakitan. Gue kepaksa minjemin bety non komersil demi tidur gue yang cukup di sela aktivitas padat begini. Oh goodness, entah gimana ceritanya gue jadi nyesel nih gawe. Karena gue jadi ngilang dibeberapa kegiatan non profit gue yang gue kerjain, di luar ngajar dan sebagainya. Sedih apalagi ninggalin skripsi… Serius, bagi gue skripsi harus dikerjain secepetnya biar ilang dari peradaban gue sekilat mungkin. Gue bukan pelajar yang baik, jadi mau menyelesaikan cepet-cepet aja.
Gue jadi banyak pengeluaran yang aneh-aneh, dan menurut gue nggak wajar gue keluarin karena bukan tanggung jawab gue. Apalagi dengan keadaan kinerja yang dibilang ga maksimal karena dapetin target dikit (ngga mau tau karena ngga liat bikin acara di tengah hari raya, salah gue kali yah mau jadi tumbal. Hahaha), gue bakal dapet penghasilan yang ga maksimal.
Mood dan badan jangan ditanya berapa besar harganya yang gue harus bayar sekarang. Gue jadi sering kelaparan malam, karena gue capek dan stress, tetapi cuma bisa pasrah gabisa keluar karena itu, gapunya motor sementara. Gue punya penyakit paling komplikasi, dan kalau lagi lemah, lo tau kan apa aja yang bisa kumat.
Gue tahu,  ini pasti perspektif karena kecapean dan… kesepian. Iya, gue pengen juga kalo lagi capek ada yang manjain kayak Teh Nina, trus ada yang nemenin makan kalo lagi kelaperan abis kerja juga. Karena gue bahkan ga mampu buat nyewa tukang ojek buat nganterin kemana-mana (ternyata intinya ngiri sodarah-sodaraaaaaah)
Iya, sekali lagi, ga ada masalah yang besar dari pekerjaannya, dan ngga ada masalaah di lingkungan gue. Yang masalah gue, yang lagi ngiri berat ama orang yang punya pasangan. Dan ini malam minggu loh nyonyaah.

*Tamat ceritanya bukan hidupnya*

-Roo is always me

Rabu, 20 Maret 2013

The Sinetron of Mahasiswa Tingkat Akhir

Dibuat di senja tadi dengan setengah sadar dan masih dalam keadaan sakau (akibat kejadian ini):


The Sinteron of Mahasiswa Tingkat Akhir
Gue ingin berbagi pahit, alias curhat dan semoga bermanfaat. Especially nggak pake telor (itu special yak?) buat rekan seperjuangan di mahasiswa semester tenggat, awal memasuki tahun semester menjelang penantian, ataupun untuk yang ngga pernah berakhir semesternya. Semoga bermanfaat untuk kalian, dan lebih menguatkan menuju sarjana (semoga kalian bisa mikir untuk lebih semangat karena ngerasa lebih mendingan).
Buat semua orang yang punya kesempatan, tolong hargai dengan sebaik mungkin, Cuma itu pesan yang bisa gue keluarin, karena ngga semua orang punya kesempatan.
Disarankan baca ini sambil dengerin lagu homesick-Kings of Convenience biar lebih makjos!

Jumat, 15 Maret 2013

#TributetoMalemJumat Best Last Dance

Judulnye pasti dikira gue lagi dugem di kafe mak bandrul depan pasar badung yah? Kaga-kaga, ini bukan essay tentang duduk gempita (dugem, hehe) ataupun gue bakal ngebahas banyak tentang tarian atau pembendaharaan lainnya. Ngarep, gue ga ada pengetahuan dan bakat kesana. Ini masih dengan bakat alam dan keahlian gue selama ini, galau.
Sebagai tuna asmara yang hampir berstatus fakir hubungan, gue sangat ahli membuat karya galau, selalu apalagi ini malem jumat, daripada ngomongin hantu yang suka nongol kalo diomongin?

Ending is like the moment which you know to be the last dance in fabulous party

Sabtu, 09 Maret 2013

Happy yeay for single mingle! -cara lain refrensi Suara Tujuh Nada Denpasar

Hari ini gue ke concert indie garapan Djakarta Athmosphere yaitu Suara Tujuh Nada di Kota yang katanya indah dan nyaman dipenuhi pantai-pantai indah yang katanya tanpa sampah akibat manusia-manusia beradab dan yang berlibur dengan sopan.Acara ini, sangat pintar dalam membuat kita mendayu-dayu cerdas dan beradab dengan jenis musik yang kece. 
Acara keren banget dong yang ngebuat gue nggak nyesel dateng ke sana, kecuali dua hal heels dan alone. Oke yang keliatan nohok emang single-nya tapi eeeeets ternyata yang lebih painfull akibat heels yang terasa menyakitkan padahal faktanya membuat wanita bisa menjadi cantik #ngeek.
Karena kita nggak pernah tahu hal baru kalo ngga pernah ngga biasa melakukan sesuatu. Banyak Jalan menuju roma, kenapa kita selalu lewatin cibaduyut terus?

Minggu, 03 Maret 2013

Karena Lega Itu Bahagia

Ini sebenernya draf lama, tapi karena nggak sengaja ke post, yaudah sekalian aja di post.
Selama hampir dua tahun ini, nggak ada yang bisa ngebuatku menjadi lebih lega daripada saat ini, selepas ini. Menjadi diriku sendiri, dan melepas semua beban apapun yang mengekang
Mungkin dua tahun akan menjadi sangat lama seperti yang kamu pikirkan untuk menghabiskan waktu dengan beban yang sebenernya terdengar sepele untukmu. Itulah hidup, yang terasa biasa untuk kita, bisa saja menjadi tidak biasa untuk yang lainnya.

Trend 2013 : TSM (Teman Simbiosis Mutualisme,red) TTM out of mode

"Karena TTM sudah banyak sekali korban kejahatannya, marilah kita berganti arus kawan!"
Pasti bagi kalian yang udah experti di perkancahan berhubungan dengan lawan jenis (di luar saya yang masih belum bisa beranjak dari status dasar #uhuk) pasti udah tau banget yang namanya istilah TTM (Teman Tapi Mecraaah, red). Hubungan tanpa status yang jelas ini, pasti banyak dipilih karena keadaan yang memaksa, entah karena salah satu jadi selingkuhan, atau karena nggak ada yang maju duluan (padahal kaum cewek pasti udah gregetan), atau malah lebih nyaman begini aja comfort zone yang ngga bisa dihindari. 
Kenyataannya walaupun banyak profit yang menyenangkan bagi kedua belah pihak (apalagi kaum adam yang tak pernah ada ruginya ini :p) banyak kelemahan dan yang mengakibatkan kehancuran hubungan dan tali silaturrahmi untuk ke depannya terhadap sepasang TTM-an ataupun sekitar mereka yang tersakiti #halah. Jadi untuk tahun 2013 yang katanya punya banyak inovasi baru memiliki solusi pilihan, yaitu ... #jeng #jeng TSM alias Teman Simbiosis Mutualisme. Why? Apaan tuh? #kepoing

My Kryptonyte


Ini segala penjelasan untuk semua orang yang belum puas dengan perubahan yang besar yang gue ambil sekarang. Untuk sahabatku, orang-orang yang sangat gue pedulikan, dan mungkin untuk orang yang peduli dengan gue yang gue ngga tau.
“Karena gue sangat sadar ini menyangkut hubungannya dengan Tuhan, gue nggak mau main-main.”
Aku akui, titik lemahku itu adalah cowok. Bukannya gue maniak yang ngga bisa liat cowok kece dikit, atau malah ngga bisa ngomong dan bertingkah normal depan cowok taksiran. Bukan semua itu. Tetapi gue bakal menjadi orang yang ngga punya otak kayak kalau udah menyangkut orang yang gue sayang. Itu diperparah dengan  kenyataan gue adalah orang yang bisa mengorbankan hidup gue buat yang gue cintai. Salah satu pengorbanan paling nyata adalah, jiwa gue itu nggak ada sains-nya sama sekali, gue tipe yang terlalu bebas dan berseni untuk mengambil kuliah di bidang paramedis. Gue akhirnya mengubur impian menjadi desainer dan kuliah dengan bertanggung jawab di kesehatan masyaarakat karena keinginan keluarga gue. Gue bersungguh-sungguh berkarier di bidang yang bukan jiwa gue, itu demi kecintaan gue terhadap almarhum ibu gue yang pesan terkahirnya untuk membahagiakan yang ditinggalkannya. Gue bahkan berpikir keras untuk strategi kehidupan gue ke depan yang ngga ada untuk kebahagiaan gue sendiri. Jadi bisa dibayangkan cinta bisa membuat gue jadi nggak punya diri gue sendiri.
Pada dasarnya jiwa pengorbanan gue emang kelewatan ngga pake otaknya. Untungnya keluarga gue nggak pernah nuntut gue harus berpenampilan seperti apa, karena yang gue tangkep, mereka selalu memberikan gue ruang pilihan untuk bertanggung jawab. Akhirnya gue terbentuk menjadi orang yang terlalu banyak berpikir untuk segala kehidupan gue, bahkan yang sepele. Karena dari SMP gue dipaksa untuk mendewasakan diri dengan cepat akibat permasalahan hidup, dan ditambah kehilangan seorang Ibu yang menjadi setengah bagian dari diri gue, gue terbentuk menjadi orang yang sangat tahu apa yang gue lakukan, apa yang gue kerjakan dan bahkan untuk resiko dan profit yang akan gue terima terhadap kegiatan baik-buruk yang gue lakukan.
Tetapi gue sadar, kelemahan gue adalah orang yang gue cintai, gue bisa memberikan perubahan dalam hidup gue untuk orang yang gue sayang tanpa berpikir. Seorang aisyah yang selalu melihat dua sudut oandang dan forecasting setiap pilihan hidup tidak akan pernah bisa berpikir jika itu mengenai hal yang gue cintai. Bahkan gue bisa berubah dengan senang hati tanpa gue sadar itu sebenernya bukan keinginan gue. Inilah point penting terhadap perubahan hidup gue, jilbab. Perubahan yang sacral, gue malah tanpa fikir, dan ini kesalahan terbesar dalam hidup gue sebagai pemikir.
Awalnya gue berjilbab gue hanya sadar bagaimana cara melogikakan alasan dan tindakan yang secara tepat yang harus gue lakukan sebagai pilihan gue ini. Sebagai pemikir, orang-orang yang mengenal gue akan melihat bahwa denga perubahan bertanggung jawab yang gue lakukan perubahan ini gue pikirkan dengan sangat matang. Kenyataannya selama dua tahun, gue bener-bener bertransformasi menjadi orang yang diinginkan dan tetap bertahan tanpa cela untuk tetap terus berusaha mempertahankannya. Apalagi gue berada di lingkungan yang sangat mendukung gue untuk berkerudung, mereka mendukung kebaikan yang gue lakukan, bukan yang sebenernya hal terbaik untuk diri gue. Tetapi mereka benar-benar sangat berarti dalam hidup gue, karena mereka sangat mengerti gue, dan point pentingnya kita cocok dalam kebaikan itu. Ketika masuk ke dalam fase gue harus berkembang dan dewasa karena kita punya hidup masing-masing, awalnya gue ngerasa ini bukan masalah.  Gue masuk ke dalam lingkungan yang berbeda, lingkungan yang awal sebelum gue berubah menjadi ‘aisyah yang diinginkan’.
Gue memang orang yang adaptif, tetapi gue nggak pernah melakukan sesuatu tanpa piker dan jika itu bukan yang gue inginkan, gue nggak bakal lakukan bahkan walau itu permintaan lingkungan gue. Gue merasa gue tetap menjadi diri gue dan bertanggung jawab memiliki teman-teman yang di luar orang-orang yang berpengaruh sebelumnya. Yang harus kalian pahami gue bukan orang kebawa arus, gue tau kalo gue lagi di arus itu, dan memang gue yang mau kebawa arus itu, gue yang berenang di sana.
Dengan di luar lingkungan yang mendukung ‘aisyah yang diinginkan’  akhirnya gue sadar, ternyata lepas memang ini bukan dari hati gue sendiri. Kesalahan yang gue sadari bahwa perubahan bukan karena keinginan gue, tetapi ini harapan dulu dari orang yang gue sayangi di masa lalu, dan keinginan untuk tetap bertahan menjadi aisyah yang diinginkan dari orang yang berpengaruh.
Lepas dari mereka yang baik dan masuk ke lingkungan kiri bukan gue yang di rusak, tetapi mereka yang menyadarkan gue, bahwa selama ini gue bukan menjadi diri gue sendiri. Makanya pada akhirnya gue mencoba meyakinkan diri bahwa ini pilihan hidup gue mulai saat ini, walaupun akhirnya permasalahan hati yang sudah terselesaikan membuat hati kecil gue yakin bahwa ini benar-benar di luar kemauan aisyah.
Gue nggak mau main-main lagi, gue nggak kuat bohongin Tuhan untuk menjadi baik padahal nggak mau. Karena ini urusannya dengan Tuhan, makanya gue nggak mau main-main. GGue mau belajar dari awal, mencari kebenaran dari hati sendiri tanpa campur tangan keinginan orang lain. Tuhan itu yang paling utama, gimana kita bisa mencintai Tuhan, kalau dimulai dari kebohongan.
Gue mau belajar jadi diri sendiri untuk menentukan kebahagian dan beriman kepada Allah swt.
-Aisyah 

Bagaimana cara mencari Titik Lemah kita? Kita semua Manusia Super!


Manusia super juga punya kelemahan, jadi sebagai manusia normal bertemanlah dengan kelemahan kita
Setiap orang punya kelemahan masing-masing dalam dirinya. Mulai dari plin-plan, galauers, statis, apatis, bisa bergaul, bermulut jahat, atau malah orang yang nggak bisa menyampaikan pendapat. Tapi pernah merasa nggak sih kamu punya titik lemah, kayak semacam kryptonite superman, ataupun bulu ketek-nya samsons yang bisa bikin kekuatan super mereka hilang? Memang kita bukan manusia super kayak pahlawan bertopeng kebanggaannya sinchan, tapi setiap orang pasti punya hal yang membuat mereka bener-bener lemah dan nggak berdaya, karena memang itulah titik lemah mereka.